Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kabupaten Lombok Utara

Guna Tingkatkan Ketahanan Pangan, Pemdes Sokong Gebrak 50 Hektar Lahan Tidur

37
×

Guna Tingkatkan Ketahanan Pangan, Pemdes Sokong Gebrak 50 Hektar Lahan Tidur

Sebarkan artikel ini

Guna Tingkatkan Ketahanan Pangan, Pemdes Sokong Gebrak 50 Hektar Lahan Tidur

Relasi Publik Ntb.Com KLU .Satu tahun merebaknya wabah Covid- 19 nyaris meluluh lantakkan sendi perekonomian masyarakat, tidak hanya itu berbagai dinamika muncul salah satunya ialah tentang ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat (Khambtibmas). Pasalnya tidak sedikitpun masayarakat kehilangan pekerjaannya, namun kini pemdes Sokong bersama Tiga Pilar TNI- Polri Berinovasi dengan menggebrak 50 Hektar Lahan Tidur untuk dimanfaatkan menjadi lahan produktif pada tanaman Hortikultura, pula sebagai instrumen ketehanan pangan pada Lomba Kampung sehat yang mulai dihelat awal bulan ini oleh Polisi Daerah (Polda) NTB. Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Kepala Desa Sokong I Nengah Suarjana, SP pada saat acara panen Tomat Kelompok Berkah Bersama Didusun Lendang Galuh, 15/03/21

Example 300x600

Dijelaskan Suarjana, implementasi ketahanan pangan sebagai langkah alternatif untuk mengajak masayarakat yang hilang pekerjaannya untuk kembali memanfaatkan lahannya untuk bercocok tanam. Tidak hanya itu Suarjana yang tercatat masih aktif Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) mengungkapkan diwilayahnya terdapat lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas. Saat ini ada 1,3 dari 5 hektar lahan mulai digeberak dengan tanaman Holtikultura jenis Tomat Servo dan Cabai Rawit

“Banyaknya lahan tidur itu kita gebrak dengan tanaman Holti jenis Tomat dan Cabai, Alhamdulillah (-red) kini sudah kita panen untuk 5 hari kedepan cabai panen juga”. Jelasnya

Lebih jauh dirinya menjelaskan guna menunjang infrastruktur tanaman Holti milik warga tersebut, pihaknya pada tahun ini mengangktifkan kembali mesin bor dengan menambah pemasangan jaringan pipa ke lahan pertanian milik warga dan menyisir 50 Hektar Lahan yang dicanangkan untuk difungsikan.

“Kami sudah diskusikan dengan anggota DPR juga dan ditanggapi positif, tahun ini Insa Allah kita mulai program kan”, jelasnya

Sejalan dengan itu petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Ketehanan Pangan dan Pertanian (DKPP) untuk Desa Sokong Dody Cahyanto menjelaskan, minat masayarakat bercocok tanam holtikultura masih minim, namun pelan tapi pasti menset masayarakat kini sudah mulai tertarik dan mencoba berinovasi ke tanaman Holti. Hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan lahan tidur seluas 1,3 hektar dengan tanaman cabai, tomat dan melon.

Selain tanaman Holti, guna mencegah menjamurnya penyetokan oleh pengepul, berdasarkan data yang ada luas lahan persawahan produktif mencapai 153 hektar dan kini sebagaian beralih fungsi. Pada lahan pertanian jenis padi, setiap tahun panen produksi per- Hektar padi sebanyak 918 ton atau 6 ton disetiap hektar lahan, hasilnya juga diolah kelompok Lumbung Tani Desa Sokong mulai dari panen, penjemuran, penggilingan hingga pengepakan.

“Masayarakat kini mulai mengelola hasil padi mereka, mulai dari panen, penjemuran hingga pengepakan. Kita berharap nantinya ada akses pasar yang lebih menjamin stabilitas harga”, urainya

Mendampingi kepala desa Babinsa Desa Sokong Sertu Abdurrahman Daeng menjelaskan, kemandirian warga atas ketahanan pangan ini tidak lepas atas pendamping yang selama ini dilakukan.

Dirinya bersama Pemerintah desa sebatas mendorong agar warga memanfaatkan lahan dan pekarangan mereka, untuk kesediaan bibit sendiri selain warga mengadakan secara Swadaya dirinya bersama PPL memfasilitasi warga ke dinas pertanian

“Ketahanan Pangan adalah tugas TNI dan saat ini kami bersama Pemdes Sokong dan PPL mendorong warga untuk memaksimalkan lahan dan pekarangan mereka, tidak hanya Holti juga tanaman buah seperti kelengkeng, anggur, dan melon ditanam”, tegasnya

Dikesempatan yang sama Bhabinkamtibmas Bripka Kurniawan mejelaskan meski ditengah pandemi, warga Sokong mampu bertahan dengan konsisten menjaga keamanan dan ketertiban dengan cara bercocok tanam, sadar tidak sadar macetnya pariwisata akibat pandemi covid menimbulkan banyak PHK sehingga resistensi terhadap gangguan Khambtibmas ada. Namun tetap terkendali karena intensitas pendampingan tiga pilar yaitu Pemerintah bersama TNI- Polri ke masyarakat yang tinggi.

“secara umum masayarakat menaati protokol kesehatan (Prokes) dan 5 M ini komitmen bersama dan harus kita galakkan.(Abd Rahman )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *